Susetyo Dwi Prihadi - Okezone
(Ilustrasi)
LONDON - Tidur ternyata dianggap sebagai salah satu cara yang efektif untuk menyerap ilmu pengetahuan ketimbang saat tidak tertidur atau sedang terjaga.

Penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan di University of Lubeck mengungkapkan alasannya bahwa dalam kondisi sedang tertidur otak jauh lebih rileks dan lebih fresh dalam menerima asupan informasi baru beberapa saat sebelum tidur.

"Kerja otak saat bekerja dan tidur sangat berbeda. Karenanya memori dari hipokampus ke neokorteks di otak bekerja lebih baik dan cepat," terang salah satu tim peneliti Susanne Diekelmann, seperti dikutip situs Dailymail, Kamis (27/1/2011).

Untuk menyimpulkan ini, para ilmuwan melakukan percobaan pada sekelompok mahasiswa. Dari 24 relawan diminta untuk menghafal 15 pasangan kartu yang menunjukkan gambar binatang dan benda sehari-hari. Sambil melakukan latihan mengingat, mereka diberi sedikit bau yang tidak sedap.

Setelah itu, sebagian dari relawan itu diberi tugas untuk tidur dan sebagian lagi tetap terjaga. Hasilnya, relawan yang tidur memiliki kemampuan mengingat 85 persen lebih bagus ketimbang orang yang terjaga.

"Pada saat tidur, memori itu disimpan oleh otak dan tidak terganggu dengan informasi baru yang ditangkap segala panca indera tubuh," tambah Diekelman.
Read More …

Categories:

Defanie Arianti - Okezone

Peristiwa supernova disinyalir 'memberikan' matahari kedua bagi Bumi
LONDON - Tahun ini, bumi bisa saja memiliki matahari kedua selama satu hingga dua pekan. Fenomena supernova itu akan terjadi ketika salah satu bintang paling terang di langit, Betelgeuse, meledak.

Seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (22/1/2011), usia Betelgeuse, yang merupakan bagian dari konstelasi Orion (640 tahun dari bumi), akan segera berakhir. Disinyalir, bintang raksasa merah itu bakal meledak, dalam kurun tahun ini.

Ketika itu terjadi, peristiwa itu disebut-sebut akan menjadi ‘pertunjukan cahaya’ paling spektakuler bumi terbentuk. Begitu terangnya cahaya akibat supernova, bumi seolah-olah memiliki dua matahari, dimana langit malam juga akan terang seperti siang hari.

Meski begitu, para peneliti belum berani memastikan kapan tepatnya Betelgeuse meledak.

Pengajar fisika senior di Universitas Southern Queensland Australia, Brad Carter, mengklaim, ledakan itu bisa saja terjadi sebelum 2011 berakhir. Namun, mungkin saja Betelgeuse baru akan meledak pada tahun-tahun mendatang.

"Bintang tua ini sudah kehilangan ‘bahan bakar’ yang memungkinkannya tetap bersinar. Ketika bahan bakar ini habis, bintang akan mati dengan sendirinya dan itu akan terjadi sangat cepat," jelas Carter.

"Ini adalah peristiwa terakhir yang akan dialami bintang. Ketika bintang meledak, kita akan melihat cahaya yang sangat terang untuk beberapa pekan. Kemudian, dalam kurun beberapa bulan ke depan, cahaya itu mulai memudar dan pada akhirnya akan sulit dilihat," pungkasnya.
Read More …

Categories: